Panglima TNI: Jangan Ada Di Antara Kita Jadi Pengkhianat Bangsa dan Agama

Jakarta, Liputan.co.id – Kebersamaan TNI berjuang bersama rakyat merupakan sejarah yang tidak boleh dilupakan, oleh karena itu Prajurit TNI harus menjaga kepercayaan rakyat sebagai ibu kandung TNI.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pengarahan kepada 3.700 prajurit TNI, bertempat di Hanggar Skadron 32 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin (16/10/2017).

Panglima TNI menyatakan bahwa para pemimpin dan prajurit TNI selalu bekerjasama dengan masyarakat demi tegak kokohnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pada Hari Ulang Tahun TNI ke-72 mengusung tema Bersama Rakyat TNI Kuat.

“Saya minta seluruh prajurit paham dan bisa mempertahankan kepercayaan rakyat, karena kemanunggalan TNI dan rakyat merupakan kekuatan strategis pertahanan negara kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Ditegaskan Gatot, Ibu kandung TNI adalah rakyat lndonesia yang terus berjuang bersama-sama dari Sabang sampai Merauke yang memiliki ciri-ciri Kebhinekaan, sifat gotong royong, tidak mengenal rasa takut dan berjiwa patriot serta selalu melindungi kelompok yang kecil.

“Pada saat merumuskan Pancasila, sebagai perwujudan kepribadian bangsa Indonesia, umat muslim dengan jiwa patriot tidak mempertahankan egonya dengan memberlakukan syariat Islam, tetapi sila pertama, berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu keyakinan terhadap agama masing-masing,” ungkap Gatot.

Sesuai pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman kata Gatot, bahwa tentara bukan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tetapi tentara hanya punya kewajiban satu yaitu mempertahankan kedaulatan negara dan keselamatannya.

“Kalian semua Prajurit TNI telah bersumpah kepada rakyat akan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia, dengan segenap harta benda, jiwa raga, maka jangan sekali-kali di antara kita ada yang mengingkari janji dan menjadi penghianat bangsa dan agama,” tutur Panglima TNI.

Di samping itu Panglima TNI menjelaskan bahwa, politik TNI adalah politik negara, artinya segala sesuatu yang dilakukan TNI adalah demi tegak kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Semua yang dilakukan TNI hanya untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, itulah arti dari politik negara. Sebagai TNI juga harus taat kepada hukum serta menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan apa pun. TNI tidak boleh ditarik-tarik  pada politik praktis,” tegasnya.

Bahkan kata Gatot, Presiden RI telah mengingatkan agar TNI dan Polri harus netral, rukun, bersatu, bekerja secara profesional dan disiplin, agar seluruh masyarakat Indonesia merasa teduh, aman dan damai. “Bagaimana membuat Indonesia teduh, aman dan damai, hanya satu kuncinya yaitu soliditas TNI dan Polri,” ucapnya.

Di akhir pegarahannya, Panglima TNI mengucapkan terimakasih kepada seluruh prajurit TNI berserta keluarganya atas kerja keras dan dedikasi serta pengabdian selama ini, sehingga menurut hasil badan survey bahwa TNI merupakan institusi atau satuan yang paling terpercaya di masyarakat Indonesia.

“Presiden RI pernah menyampaikan sendiri bahwa TNI sekarang menjadi institusi terbaik dan terpercaya, ini semuanya merupakan kerja estafet kita bersama,” pungkasnya.

Komentar