DPD RI: Ini Bukti PT Freeport Indonesia Hanya Menguras Kekayaan Papua

Jakarta, liputan.co.id – Perbuatan PT Freeport Indonesia (PT FI) membangun Gedung Laboratorium Teknologi Modern di kawasan Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat semakin memperjelas bahwa PT FI itu hanya mau menguras kekayaan alam Papua tanpa memikirkan nasib rakyat Papua.

Pernyataan tersebut disampaikan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Carles Simaremare merespon beredarnya berita dan foto bahwa PT FI membangun Gedung Laboratorium di ITB tapi tidak di Papua, Selasa (20/2/2018).

“Perbuatan PT Freeport tersebut membuat masyarakat Papua tersinggung bahkan harga dirinya diinjak-injak. Ini semakin memperjelas kalau PT Freeport itu hanya mau menguras kekayaan alam Papua tanpa memikirkan nasib rakyat Papua,” kata Carles.

Dijelaskan Carles, banyak perguruan tinggi di Papua yang terseok-seok dalam membangun infrastruktur kampusnya sebagai sarana membangun sumber daya manusia tanpa pernah mendapat perhatian dari PT FI. Masyarakat bersama perguruan tinggi di Papua berjuang semampu mereka dengan maksud agar rakyatnya keluar dari kebodohan dan keterbelakangan.

“Akan tetapi manajemen PT Freeport Indonesia seolah-olah buta dan tuli. Kelakuan manajemen seperti inilah yang justru melukai hati rakyat Papua. Kekayaannya dikuras untik membangun di Pulau Jawa. Hai orang-orang yang memimpin PT Freeport Indonesia, di mana mata hatimu? Jangan tunggu rakyat Papua marah besar dengan sikap dan tindakanmu yang tidak berpihak ke daerah dan masyarakat Papua?,” tanya Carles.

Lebih lanjut, Senator Papua mengkritisi pernyataan Executif Vice President (EVP) Human Resoures PT FI Ahmad Didi Ardianto yang dinilai Carles rada-rada ingin merendahkan martabat masyarakat Papua dengan cara menyebut agar masyarakat Papua mengemis untuk membangun kerja sama ke ITB guna bisa nebeng ikut menggunakan gedung tersebut di Bandung.

“Inilah kesalahan cara berpikir orang-orang yang tidak pernah merasa memiliki Papua sebagai satu kesatuan di NKRI. Mestinya orang dari barat yang harus ke Papua agar tahu kondisi Papua, karena kalau ke Bandung, berapa besar dana untuk biaya perjalanan mahasiswa Papua ke Bandung? Itu sesuatu yang mustahil. Sebaiknya orang yang berpikiran seperti itu jangan pernah ada di Papua. Saya sarankan ucapan beliau itu segera ditarik atau di klarifikasi. Saya ulangi, jangan sampai rakyat Papua marah,” imbuhnya.

Komentar