Ma’ruf Cahyono: Generasi Muda Harus Miliki Ketahanan Ideologi

Kediri, liputan.co.id – Reformasi 1998 adalah momentum kenegaraan, sejarah ketatanegaraan, yang sangat luar biasa. Di situ ada lompatan sejarah dari masa Orde Baru ke Orde Reformasi, dan hal penting yang harus menjadi catatan keberhasilan reformasi saat itu juga karena peran sangat besar dari generasi muda.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) MPR RI Ma’ruf Cahyono ketika menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR kepada sekitar 500 peserta Konferensi Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah se Jawa Timur di aula Hotel Surya Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu siang (3/3/2018).

“Saudara-saudara tidak akan bisa duduk bersama di sini, seperti ini, kalau reformasi 1998 tidak terjadi. Oleh karena itu peran generasi muda dalam membangun demokrasi Indonesia, tentu, sangat besar. Karena generasi muda adalah penerus bangsa, penerus estafet perjuangan bangsa, dan tentunya juga mengisinya supaya sesuai dengan cita-cita bangsa, kata Ma’ruf.

Menurutnya, semua pihak harus terus meneruskan memperjuangkannya agar ideologi bangsa bisa dilaksanakan, karena ideologi bangsa itulah sesungguhnya cita-cita kita bersama. “Ideologi bangsa yang didalamnya ada yang namanya jaridiri bangsa, karakter bangsa, identitas nasional kita,” ujar Ma’ruf.

Kalau generasi muda tidak paham atau tidak tahu hal itu, lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan cita-cita bangsa. “Tantangan kita sekarang ini begitu besar, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Untuk menghadapi tantangan yang besar itu, generasi muda harus memiliki ketahanan ideologi. Ideologi adalah jatidiri bangsa kita. Ideologi adalah karakter bangsa kita,” katanya.

Jadi, kalau seorang pemuda Indonesia tidak memiliki ke-Indonesiaannya yang namanya jatidiri, tentu akan sulit untuk bisa menghadapi berbagai antangan, baik internal maupun ekternal itu. Seorang pemuda atau remaja, menurut Ma’ruf, harus memiliki jiwa religius, memiliki jiwa yang humanis, harus terus bersatu, memiliki naaionalisme. Semuanya itu dalam kerangka demokrasi.

“Mengingat tantangan kita, internal dan eksternal, yang begitu kuat maka peran pemuda sangat diperlukan dalam pembangunan demokrasi,” ujarnya.

Reformasi yang digaungkan oleh pemuda antara lain adalah membangun kehidupan bangsa yang demokratis. Kondisi saat ini, menurut Ma’ruf, tentu banyak kelebihan yang telah dicapai, banyak indikator positif yang nikmati, tapi sebagai suatu proses, dinamika, yang harus disesuaikan terus dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

“Demokrasi kita sekarang tentu memerlukan perbaikan-perbaikan. Jadi tidak ada suatu sistem yang sempurna dalam satu waktu, karena yang ada adalah perbaikan dan perubahan,” kata Ma’ruf.

Komentar