15 Tim Mancangera Siap Adu Cepat di Tour de Central Celebes

JAKARTA – Sebanyak 15 Tim mancanegara dan 5 tim nasional, dipastikan ambil bagian dalam lomba balap sepeda Internasional Tour de Central Celebes (TdCC) 2018. Event sport tourism sebanyak 5 etape itu akan digelar pada 14 hingga 18 Oktober 2018.

“Tahun ini, TdCC akan menempuh rute sejauh 740 kilometer dan melintasi tujuh kabupaten/kota. Diharapkan tahun depan bisa lebih dari 1.000 kilometer, seperti Tour de Singkarak,” ujar Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola, saat launching Calender of Event Sulawesi Tengah 2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (17/7).

TdCC yang sudah masuk pelaksanaan tahun ke-2, telah menjadi agenda resmi dari Union Cycliste Internasional (UCI). Gengsinya pun akan naik di kalangan pembalap. Karena, dari balapan ini, mereka akan mendapatkan poin. Dan ini akan mempengaruhi peringkat UCI.

“Melalui TdCC ini, Kami ingin mengenalkan dan mengembangkan kepariwisataan Sulteng. Besarnya potensi dan segala dukungan Infrastruktur ingin kami tunjukan. Sulteng adalah daerah yang patut untuk dikunjungi,” ucap Longki.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengapresiasi gelaran TdCC. Namun, menteri asal Banyuwangi itu menyebut, event olahraga tidak bisa berdiri sendiri bila tidak disandingkan dengan event tourism.

“Sport event tidak mampu berdiri sendiri begitu juga tourism event. Keduanya harus bersinergi. Kalo disetiap pemberhentian tidak ada cultural evennya, maka akan susah untuk berkembang bagi TdCC. Jadi mohon dukungan agar bisa masuk TdCC bisa masuk COE tahun depan,” katanya.

Selain itu, lanjut Menpar Arief, dengan adanya sport event, infrastruktur jalan dijalur yang dilintasi akan mulus. Hal ini menjadi penting karena Sulteng memiliki destinasi yang berkelas dunia. Seperti wisata bahari Taman Nasional Togean. Taman ini dinilai Kemenpar sebagai salah satu destinasi underwater terbaik di Indonesia.

“Pulau Togean adalah pulau terbaik se-Indonesia untuk atraksi underwater. Sayangnya, untuk menuju ke sana ditempuh sekitar 8 jam. Padahal idealnya 2-3 jam. Untuk ini harus ada penerbangan dari Palu ke Ampena,” kata Arief Yahya.

Kota terdekat dari Togean adalah Ampena. Jaraknya sekitar 370 km dari Palu, Ibukota Sulteng. Atau 8 jam perjalanan darat. Karena itu, sangat dibutuhkan pengembangan aksesibilitas dan konektivitas ke Pulau Togean.

Menurut Menpar Arief pengembangan aksesibilitas bisa dilakukan dari Bandara Mutiara, yang kini dikenal dengan nama Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Palu. Bandara ini layak dijadikan sebagai bandara internasional. Karena mempunyai panjang landasan 2.500 meter, lebar 45 meter, dengan kekuatan menahan beban bisa dinaikkan menjadi 56 PCN. Hal ini harus dilakukan supaya dapat didarati pesawat jenis Boeing 737-800.

“Sulteng bisa mencontoh Kabupaten Banyuwangi setelah memiliki bandara internasional sektor pariwisatanya tumbuh 300%, begitu pula Kabupaten Tapanuli Utara setelah memiliki Bandara Internasional Silangi. Pariwisata di Destinasi Danau Toba naik hingga tiga kali lipat,” kata Menpar Arief.

Dijelaskannya, tahap awal Bandara Palu bisa dimulai dengan melakukan charter flights. Dan, Kemenpar siap memberikan subsidi penerbangan ini.

Komentar