Labuan Bajo Sukses Pikat Yachter Wonderful Sail Indonesia 2018

MANGGARAI BARAT – Keindahan Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), selalu mampu memikat siapa saja. Termasuk yachter peserta Wonderful Sail to Indonesia 2018. Pengalaman luar biasa didapatkan para peserta dari event yang berlangsung 4-6 September 2018.

Beragam sisi budaya masyarakat di Labuan Bajo, benar-benar dieksplorasi yachter mancanegara. Mereka terlihat antusias menikmati keindahan alam dan budaya di perairan yang terkenal dengan hewan komodo itu.

Perhelatan Wonderful Sail to Indonesia 2018 untuk zona Labuan Bajo sendiri resmi ditutup, Rabu (5/9). Closing ceremony-nya dipusatkan di hotel The Jayakarta Suite, Labuan Bajo. Nuansa gala dinner berdekorasi lampu-lampu malam mampu menghangatkan suasana. Agenda penutupan diikuti oleh berbagi perwakilan yachter mancanegara. Mereka berasal dari Australia, Selandia Baru dan ada juga yachter dengan paspor Chile, Jerman, Belanda, dan Prancis.

“Kami berharap para yachter ini berkunjung kembali lain waktu. Walaupun tidak ada event seperti ini. Kami sangat gembira karena respons peserta mancanegara besar. Masih banyak beragam atraksi yang bisa di nikmati di Labuan Bajo,” ujar Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula, di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo.

Gala dinner yang didukung ASDP itu semakin melengkapi experience para yachter. Parade seni budaya pun ditampilkan. Ada Tari Ja’i yang merupakan tarian penyambutan dari daerah Bajawa. Tari ini lengkap dengan sebagai asesori khas Bajawa. Sehingga sangat menarik perhatian para yachter untuk mengabadikan momen bersama penari.

Terpesona dengan keunikan gerakan Tarian Ja’i, yachter asal Washington DC, Amerika Serikat Kimmy ikut menari bersama. Wanita yang mengagumi bawah laut Indonesia itu langsung dibuat happy.

“Saya baru pertama kali datang ke sini dan tertarik dengan semuanya. Alamnya indah. Budaya di sini luar biasa. Orangnya juga sangat ramah. Negeri ini sangat cantik, saya suka Indonesia.” tuturnya.

Sebelumnya, Para yachter telah dan akan menyinggahi sejumlah objek wisata di kawasan Taman Nasiona Komodo (TNK). Antara lain Loh liang Pulau Komodo, Pink Beach atau Pantai Merah, Pulau Padar, Manta Ray atau Manta Point, Gili Lawa, Batu Bolong sebagai lokasi diving, Pulau Rinca tepatnya di Loh buaya, Pulau Kalong, Kelor, Kanawa dan Pulau Bidadari.

“Keindahan Labuan Bajo akhirnya kami bisa nikmati, selama ini kami melihatnya dari ketinggian pesawat. Ini pertama kali kami datang ke sini, saya sudah menyaksikan matahari terbit dan terbenam di sini dan besok saya akan melihat binatang Komodo di Pulau Rinca,” ujar Ketty yachter asal Chile.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo, memberikan apresiasi kepada masyarakat Manggarai Barat. Karena, mereka sangat antusias dalam menyambut kedatangan para yachter ini.

“Ada banyak poin yang bisa digarisbawahi. Impactnya langsung berasa oleh masyarakat. Perekonomian langsung terangkat. Tentunya kehadiran mereka bisa mempercepat pembangunan Marina Labuan Bajo yang ditargetkan saat event sail tahun depan sudah beroperasi. Kami yakin ke depannya kawasan ini akan bagus sebagai persinggahan yacht. Potensinya besar,” terang Indroyono.

Labuan Bajo memang menjadi kawasan 10 destinasi prioritas yang menjadi habitat komodo, satu-satunya ‘dinosaurus’ yang masih hidup di muka bumi. Tidak banyak binatang purba yang masih tersisa di dunia. Inilah salah satu kekuatan atraksi Labuan Bajo.

“Kami gembira mendengar para yachter ini sangat menikmati suasana di sini. Semoga mereka ini kembali lagi dilain waktu. Sebab, masih ada banyak destinasi yang bisa mereka nikmati di sana,” kata Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi yang juga diamini Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III Hendry Noviardi.

Tidak kalah menarik, para yachter juga ikut menikmati keharuman Kopi Labuan Bajo. Sebab, pulau Flores ini merupakan penghasil kopi terbaik.

Mendengar kehangatan yang diberikan masyarakat Labuan Bajo, acungan jempol diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia mengatakan, saat ini Labuan Bajo merupakan destinasi yang perlu dijual untuk turis-turis agar semakin dikenal dunia.

Adapun yang dipersiapkan oleh pemerintah saat ini adalah akses. Mulai dari bandara, pelabuhan dan segala infrastruktur pendukungnya. “Akses contohnya marina, pelabuhan dan bandara harus kita siapkan dengan bagus,” ujarnya.

Soal Atraksi, tidak ada yang meragukan kualitas, keunikan, kehebatan NTT dengan ikon Komodo. Termasuk di dalamnya Labuan Bajo, Komodo, Rinca, Wae Rebo sampai ke Ende yang punya danau Kelimutu, Alor, Larantuka, dan semua potensi wisata yang ada di pulau eksotik tersebut.

Soal Akses, Bandara Komodo akan segera menjadi bandara internasional. Landasan diperpanjang dan diperlebar sebagai syarat bisa didarati pesawat-pesawat langsung dari negara originasi.

“Diminta atau tidak diminta, kalau kebutuhan sektor pariwisata mensyaratkan infrastruktur perhubungan, sudah pasti akan dibangun negara. Ini yang sering kami sebut Indonesia Incorporated,” tambah Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Komentar