Genwi Australia Ngegas dari NSW University

SYDNEY – Dari kampus New South Wales (NSW) University, suara “Gasss” terdengar nyaring, Sabtu pagi, 29 September 2018. Sekitar 100-an mahasiswa Indonesia rupanya sedang melaunching sebuah komunitas, netizen, millenials, yang popular di media social dengan sebutan GenWI, Generasi Wonderful Indonesia. Mereka berkumpul di Sydney dari banyak kota di Negeri Kanguru itu, dari Canberra, Melbourne, Sydney, Brisbane, Darwin dan lainnya.

Genwi Australia memang harus langsung ngegas, karena tergolong paling akhir di aktivasi setelah hadir di banyak negara. Seperti Tiongkok, Jepang, Korea, India, Filipina, dan Thailand di tahun 2018 ini. “Jumlah mahasiswa Indonesia di Australia itu sekitar 24 ribu, terbesar di dunia. Jika mereka bergerak bersama, dengan cepat akan mengguncang dunia,” ujar Don Kardono, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media.

Sehari sebelumnya, juga bertemu dengan Diaspora atau masyarakat Indonesia yang sudah lama hidup di mencanegara. Mereka cinta Indonesia, mereka sangat ingin Indonesia maju, dan menjadi destinasi wisata kelas dunia. “Total masyarakat Indonesia yang ada di Australia data tahun 2016 ada 76 ribu orang. Ajak mereka, berkolaborasi untuk mengabarkan, memviralkan hal-hal indah dan baik tentang Pariwisata Indonesia!” kata Hermanus Damara, Pensosbud KJRI Sydney.

Hermanus menyebut handphone, atau barang kecil yang digenggam dan disaku itu sebagai karya terhebat manusia zaman now. Alat kecil itu sangat powerfull, dahsyat dampaknya. “Bisa mengicaukan sesuatu yang pas dengan apa yang diinginkan oleh pembaca dan viewersnya. Dan kalian hidup di zaman yang serba digital,” kata Hermanus.

Barang kecil yang multifungsi itu mampu mengubah peradaban dunia. Menciptakan banyak revolusi di era digital. “Karena itu inisiatif Kemenpar membangun komunitas Genwi untuk mempromosikan pariwisata dengan menggunakan cara digital itu, brilian, ide cerdas, kekinian, dan kami akan dukung penuh,” ungkap Hermanus.

Dia berharap Genwi bisa berkolaborasi dan bermitra dengan masyarakat Indonesia di Australia. Juga dengan Friends of Indonesia, orang local di Australia yang cinta Indonesia, untuk bersama-sama mempromosikan Indonesia melalui media social dan media online. “Itu betul, jumlah travelers Australia yang outbound ke Indonesia rata-rata 100 ribu per bulan,” sambung Don Kardono.

Bali, bahkan sudah menjadi the second home-nya mereka. Direct Flight ke Bali, menjadi akses ke Pulau Dewata itu sudah ada dari banyak kota di Australia, Melbourne, Sydney, Perth, Darwin, Brisbane, dan lainnya. Waktu tempuh ke Bali juga tidak teramat lama, 5-7 jam penerbangan. “Itulah mengapa Australia itu menjadi strategis buat Pariwisata Indonesia,” ungkap Don Kardono.

Konsep dasar GenWI itu sama dengan GenPI. Komunitas, netizen yang bergerak di media social dan online, serta memiliki passion di pariwisata. Semua platform media social digunakan, tetapi yang popular ada 4, yakni Facebook, Instagram, Youtube dan Twitter. “Di Australia, yang terbanyak menggunakan Facebook, baru disusul, Youtube, Instagram dan Twitter,” kata Don.

Di Genwi maupun Genpi juga ada kode etik, yang menjadi koridor agar komunitas ini tetap asyik berinteraksi. Yakni, tidak boleh berpolitik praktis, tidak boleh menyebar luaskan hoax dan tidak boleh SARA. Yang diangkat hanya tema Pariwisata, yakni Destinasi Wisata, Calendar of Evens, dan Kebijakan Kepariwisataan.

Destinasi Wisata itu sendiri sangat luas. Dari sisi Atraksi, ada alam (nature), budaya (culture) dan buatan (man made). Alam, jika diurut dari atas ke bawah, meliputi gunung, hutan, sawah-ladang, sungai, pantai, antarpulau, sampai ke bawah laut (underwater). Lalu budaya, meliputa kuliner, fashion, heritage, kesenian, tradisi dan adat istiadat, dan lainnya.

Nah, man made, atau buatan itu sebenarnya ada 2 besar. Yakni MICE –Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions. Satu lagi sport tourism atau sport events, seperti Asian Games lalu menghebohkan dunia. “Memposting dan membuat story tentang destinasi itu selalu menarik dan menyenangkan,” papar dia.

Apa untungnya ber-Genpi dan Genwi itu? Menteri Pariwisata Arief Yahya selalu menyebut di banyak momentum, ada 2C, yakni creative value dan commercial value. Creative, mereka yang masuk menjadi members memperoleh kesempatan untuk berkreatif melalui media social. “Semakin berbobot, berkualitas, dan bernuansa positif dalam bermedia social,” kata Don Kardono.

Selalu ada share ilmu dan pengalaman dari mereka yang sudah mahir menjadikan media social sebagai media promosi yang efektif dan borderless. Commercial Value-nya, mereka juga punya opportunity untuk mengembangkan bisnis, networking dan menjadi content creator yang hebat.

“Karena itu, silakan bergabung dengan Genwi dan Genpi. Caranya mudah, klik Genpi.Co. lalu isi form dan daftarkan. Kalian akan tersambung dengan komunitas Genpi dan Genwi di seluruh dunia. Komunitas yang hobinya sama, Pariwisata. Ada ada banyak games dan online activation yang bakal dimainkan di sana,” kata Don Kardono. (*)

Pengurus Genwi Australia:
President : Hakam Nurramadhani Aziz. (Wallonggong University).
Vice President : Bryan (Marquarie University)
Treasure : Kenley Tjhin (University of Sydney)
Secretary : Fakhrido Susilo (Australia National University).
State Office:
Australia Capital Theritory : Welhwlmus Poek (University of Canberra)
Victoria: Gilbert Joshua Lewerisa (Victoria University).
Queensland : Hanif Ardi Nugroho. (University of Queensland).
Tasmania : Anton (University of Tasmania).
Western Australia : Odi Fauzi (University of West Australia).
South Australia : Muhammad Hidayat Chaidir. (University of South Australia).
North Territory: Adityo Fachrizal (Charles Darwin University).
New South Wales : Erica Safira (University of New South Wales).

Komentar