Politikus PKS Anggap Kedua Pasang Capres Sempoyongan

Jakarta, liputan.co.id – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa tantangan dua pasang kandidat calon presiden yang akan bertarung di pemilu presiden 2019 nanti sangat besar.

Terlebih menurut Fahri, dilihat dari sisi lamanya masa kampanye yang cenderung diisi dengan olok-olok masa lalu masing-masing kandidat.

“Akhirnya, yang jadi pertanyaan rakyat, ‘kalau sampeyan berkuasa kami akan dapat apa?’ Belum terjawab,” kata Fahri, melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Rabu (14/11).

Padahal, lanjut Fahri, maksud awal kenapa waktu kampanye diperpanjang dari hanya tiga bulan menjadi hampir delapan bulan adalah agar rakyat lebih mengerti kandidatnya mau ke mana.

“Tapi malah saya melihat, kedua pasang calon kelihatan sempoyongan dan serangan mereka mulai tidak terarah. Di tengah itu ada ancaman penggunaan sumber daya negara yang seharusnya netral,” ungkap Fahri.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melihat, tantangan capres nomor urut 1 masih besar pada menjawab janji dan dugaan dusta selama diriya memimpin. Sementara, tantangan yang dihadapi capres nomor urut 2 menjawab tuduhan dari masa lalu, saat dirinya menjadi Danjen Koppassus dalam kasus dugaan penculikan sejumlah aktivis saat reformasi bergulir.

“Jika semua fokus mau apa ke depan, tim Jokowi tentu melanjutkan programnya dan membelanya. Begitu pula dengan tim Prabowo melakukan kritik koreksi dan tawaran alternatif ke depan, tentunya tidak saja seru dan mencerdaskan, tetapi juga manfaat bagi rakyat,” imbuh Fahri Hamzah.

Karena itu, Fahri mendesak KPU sebagai penyelangara pemilu agar kreatif dalam membuat aturan permainan, sehingga lebih menarik dan edukatif bagi rakyat.

“Demokrasi adalah permainan dinamis dan kadang keras tapi tidak berbahaya,” pungkas Anggota DPR dari NTB itu.

Komentar