Senator Papua: Pertumbuhan Penerbangan Tak Diikuti Keselamatan dan Keamanan

Jakarta, liputan.co.id – Wakil Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Charles Simaremare mengatakan jumlah masyarakat pengguna jasa penerbangan dalam transportasi sangat tinggi. Karena itu ujar Carles, musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tanggal 29 Oktober lalu tidak lagi terjadi kedepannya.

“Indonesia negara kepulauan yang disatukan oleh perairan dan udara, sehingga sangat membutuhkan penyelenggaraan penerbangan sebagai bagian dari sistem transportasi yang melayani masyarakat dengan tertib, teratur, selamat, aman, nyaman, dengan harga yang wajar, dan menghindari praktik persaingan usaha tidak sehat,” kata Charles dalam RDP bersama Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Direktur Navigasi Penerbangan Elfi Amir, dan Presiden Direktur Lion Group Edward Sirait, di Ruang Rapat Komite II DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (26/11).

Industri penerbangan lanjutnya, mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Di mana sektor perhubungan udara mengalami pertumbuhan sebesar 17,99 persen selama 2014-2017 dan dengan jumlah penumpang yang meningkat dari 72 juta di 2014 menjadi 109 juta di tahun 2017.

“Masalahnya, pertumbuhan tersebut tidak disertai dengan peningkatan jaminan keselamatan dan keamanan. Buktinya, dalam empat tahun terakhir setidaknya telah terjadi tiga musibah penerbangan yang menelan korban jiwa. Di mana terakhir peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610,” ungkapnya.

Terkait dengan itu, Senator asal Sumatera Barat, Emma Yohana, meminta agar pihak terkait dapat terbuka atas informasi mengenai penyebab jatuhnya JT-610. Masyarakat, terutama keluarga korban JT-610 saat ini masih belum mendapat jawaban yang pasti atas penyebab insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 dengan rute Jakarta ke Pangkal Pinang tersebut.

Emma juga meminta agar Lion Air dapat selalu memberikan pendampingan kepada keluarga korban, yang dianggap masih merasakan duka atas insiden tersebut.

“Awalnya tidak ada informasi langsung dari Lion, justru mereka mengapresiasi Basarnas, dan setelah ribut-ribut baru Lion Air menghubungi keluarga. Padahal keluarga saat itu membutuhkan pendampingan. Harus selalu ada komunikasi yang baik dengan keluarga korban,” pinta Emma.

Masih dalam konteks keselamatan penerbangan, Senator dari Provinsi Kepulauan Riau, Haripinto Tanuwidjaja, meminta harus ada Standar Operating Procedure (SOP) yang harus dilaksanakan oleh setiap maskapai. Salah satunya adalah pelatihan baik bagi pilot, teknisi, ataupun setiap kru yang terlibat dalam sebuah penerbangan.

“Apakah pilot, teknisi sudah mendapatkan pelatihan yang cukup dan dikontrol oleh Kementerian dan KNKT? Mengenai standar operasional pesawat di Indonesia, apa sudah dilakukan semuanya. Ini yang menjadi pertanyaan bagi masyarakat, agar masyarakat punya ketenangan atas keamananan yang dijamin oleh airlines,” imbuh Haripinto.

Komentar