BAKN DPR Dorong Pemda Bina Pengelolaan Dana Desa

Mataram – Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Andreas Eddy Susetyo mendorong penguatan pemerintah daerah dalam membina pengelolaan Dana Desa oleh pemerintah desa. Alasannya, dengan besarnya kucuran Dana Desa, tentu membutuhkan pembinaan, agar pengelolaan alokasi maupun pelaporan keuangan Dana Desa tidak menjadi masalah kedepannya.

“Misalkan peran dari camat dan sebagainya, perlu dilakukan penguatan. Dari segi teknis, yang bisa dilakukan untuk perbaikan pelaporan keuangan adalah penguatan dari bendahara desa. Sehingga bendahara desa tahu ketika tanda tangan laporan keuangan. Itu yang paling sederhana dari fungsi pembinaan kepada desa,” kata Andreas, saat pertemuan Tim Kunjungan Kerja BAKN DPR RI dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), di Kantor Gubernur NTB, Mataram, Selasa (12/2/2019).

Politisi PDI-Perjuangan itu menambahkan, pihaknya juga memonitoring berbagai masalah yang ditemukan dari hasil pemeriksaan yang disampaikan aparat penegak hukum. Maka sangat penting laporan keuangan desa dari bendahara desa mengacu pada sistem keuangan desa yang sudah dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Kalau kemudian kita bisa memperkuat bendahara desa, maka laporan keuangan Dana Desa akan lebih baik lagi. Perwakilan BPK NTB saya kira sudah melakukan tugas sesuai dengan tupoksinya. Namun kepada BPK ini kami sebetulnya lebih menekankan kepada output. Artinya bagi kami yang penting itu setiap Rp1 uang negara yang dibelanjakan berdampak bagi kesejahteraan rakyat,” ujar Andreas.

Jadi ujar dia, bukan hanya pada besarnya kucuran Dana Desa yang telah mencapai Rp187 triliun selama 4 tahun ini yang menghasilkan banyak pembangunan infrastruktur, tapi juga dampak dari Dana Desa ini terhadap kesejahteraan rakyat. “Dalam hal ini terhadap pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun pada pengurangan kesenjangan,” tegas Anggota Komisi XI DPR RI itu.

Sedangkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengapresiasi kunjungan BAKN ke NTB ini. Sebagai mantan Anggota DPR RI, ia mengaku BAKN ini merupakan institusi yang memiliki peran luar biasa, walaupun belum diketahui banyak orang. Kehadiran BAKN guna menindaklanjuti temuan BPK ini dapat melihat potensi kerugian negara, sehingga pihaknya dapat melakukan recovery dari pengembalian keuangan negara.

“Kita melihat ke depan perbaikan apa yang bisa dilakukan dari segi kebijakan maupun pelaksanaan kebijakan. Misalkan temuan tentang Dana Desa. Nah itu yang nanti kita bicarakan dengan semua kementerian terkait. Kita mencoba memotong sekat-sekat antar-kementerian yang biasanya pendekatannya dikatakan sangat kementerian sentris. Sehingga pengeluaran negara bisa optimal dan meningkatkan kesejahteraan negara,” imbuh Zulkieflimansyah.

Komentar