Mendes Eko ajak Kaum Muda Berkontribusi Bangun Desa

LIPUTAN.CO.ID, BENGKULU –  Peluang usaha e-commerce di desa makin pesat. Di era digital 4.0 ini, banyak desa-desa wisata yang mampu menggerakan ekonomi dengan begitu cepat melalu pemanfaatan jejaring sosial media facebook, instagram atau portal lainnya. Demkian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, saat mengisi kuliah umum pada acara Seminar nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bengkulu di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Provinsi Bengkulu, pada Rabu (13/3).

Menteri Eko mengajak kaum muda dan akademisi untuk berkontribusi membangun desa. Salah satunya dengan turun langsung ke desa.

“Turun ke desa, lihat desa wisata, kembangkan. Kalian akan jadi unicorn-unicorn baru. Lihat peluang-peluang, jangan buang waktu untuk mengeluh dan melihat ketidaksempurnaan,” pesannya.

Menurut Eko, dengan menggunakan teknologi industri 4.0, dapat memicu pertumbuhan ekonomi di desa.

“Kita ada kerjasama dengan bukalapak, regopantes dan portal lain (dalam bentuk e-commerce) nah kalian kaum pemuda dan mahasiswa ini bisa melihat peluang itu,” ungkapnya.

Kementerian Desa, PDTT memiliki Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Fortides). Saat ini ada 100 universitas yang ikut gabung. Diharapkan forum ini bisa menjadi wadah mahasiswa untuk ikut berkontribusi membangun desa.

Selain memberikan materi kuliah umum, Mendes PDTT juga memberikan pencerahan terkait sikap. Dirinya berharap kaum muda atau mahasiwa bisa memanfaatkan waktunya dengan optimal.

“Kalian bisa jadi apapun tergantung kalian punya mimpi dan seberapa keras cita-cita itu bisa diwujudkan. Kalian punya energi yang begitu besar tapi bisa redup jika kecewa. Jangan biarkan kita kecewa karena tidak akan semangat lagi untuk cita-cita. Nomor satu, semangat,” ujarnya disambut riuh peserta seminar.

Sementara itu Gusta Gunawan sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik mengatakan, saat ini persoalan pembangunan berkelanjutan masih terus digenjot. Desa-desa tertinggal di Bengkulu mulai berbenah dari Mukomuko hingga Kaur, yang menurutnya tidak terlepas dari peran Kemendes PDTT.

“Perlunya kerjasama antara akademisi, pebisnis, pemerintah, dan komunitas. Harapannya desa tertinggal bisa maju seperti di daerah transmigrasi,” pungkasnya.

Acara seminar nasional ini dihadiri dari Universitas Bengkulu (UNIB), Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), Universitas Dehasen (UNIVED), SMKN 2 Kota Bengkulu. (rls)

Komentar