Festival Crossborder Kado Terbaik Ulang Tahun PLBN Skouw

JAYAPURA – PLBN Skouw mendapatkan kado spesial di hari ulang tahunnya. Sebab, edisi 1 Festival Crossborder Skouw 2019 akan digelar di sana, 9-11 Mei. Event tersebut menawarkan pesta reggae masif. Musisi pengisinya paten. Ada Ras Muhammad, Dave Solution, hingga Vanimo Natives Band asal Papua New Guinea (PNG).

PLBN Skouw akan merayakan ulang tahunnya pada Kamis (9/5). Perayaan pesta kali ini sangat spesial karena dirayakan oleh masyarakat 2 negara. Yaitu, masyarakat perbatasan Indonesia dan PNG. Demi mendukung kesuksesan event secara menyeluruh, rapat koordinasi digelar di PLBN Skouw pada Kamis (25/4). Selain Skouw, koordinasi diarahkan untuk mendukung Festival Crossborder Keerom 2019.

Festival Crossborder Keerom 2019 digelar lebih awal pada 3-5 Mei. Venuenya ada di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Kontennya, Ras Muhammad, Corby-The Comen Rasta, XD Band, dan Mixmate Band (PNG). Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, penyelenggaraan 2 event harus sukses.

“Waktu penyelenggaraan 2 event crossborder sudah di depan mata. Koordinasi intensif harus dilakukan. Event-event ini harus sukses, apalagi Festival Crossborder Skouw akan istimewa. Festival tersebut jadi bagian perayaan hari jadi PLBN Skouw,” kata Ricky, Sabtu (27/4) malam.

Rapat koordinasi gabungan dihadiri oleh sekitar 50 orang. Mereka berasal dari pemangku kepentingan di 2 venue festival crossborder. Komposisi terdiri Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar, Kepala Dinas Pariwisata Koya Jayapura, dan Kepala Administrator PLBN Skouw. Hadir juga Bea Cukai PLBN Skouw, Kepala Seksi Perlintasan Imigrasi Jayapura, dan Satgas Pamtas 378/DGH.

Stakeholder Keerom diantaranya, Kapolres Keerom dan Kepala Bidang Ekraf Dispar Keerom. Nama lain adalah Konjen RI di Vanimo, GenPI Papua, dan Tamu Undangan Rapat Koordinasi. “Festival Crossborder Skouw 2019 didedikasikan untuk PLBN Skouw yang sedang berulang tahun. Semoga PLBN Skouw semakin menghidupkan masyarakat perbatasan dengan beragam aktivitasnya,” jelas Ricky lagi.

Terbagi dalam beberapa sesi, diskusi diawali hangat. Ada beberapa kesepakatan, diantaranya layout, rundown acara, dan pendistribusian booth yang melibatkan UKM. Fokus lainnya, adalah pedagang lokal di Skouw, keamanan, dan kenyamanan pengunjung.

Untuk sesi ke-2, rapat koordinasi lebih lebih intensif lagi. Nantinya Marching Band IPDN akan diundang guna mengisi konten pada Festival Crossborder Keerom. Festival tersebut juga akan melibatkan banyak sanggar. Tujuannya, memberikan ruang ekspresi bagi para pegiat seni dan budaya. Ricky menambahkan, masyarakat PNG diminta segera menyesuaikan administrasinya.

“Aturannya sudah jelas dan sekarang masih ada waktu. Untuk itu, masyarakat PNG agar menyiapkan administrasi sesuai regulasi yang berlaku di Keimigrasian Indonesia. Kalau belum punya, ayo segera mengurusnya. Dengan rapat koordinasi ini, otomatis semua stakeholder memiliki kesamaan persepsi. Bagaimanapun, festival ini berlandaskan Nawacita Presiden Joko Widodo,” lanjut Ricky.

Mengacu Nawacita Presiden Joko Widodo, PLBN diarahkan sebagai sentra ekonomi dan destinasi baru. Sebab, posisi PLBN sebagai beranda negeri. Ditopang dengan event pariwisata, pergerakan ekonomi dari masyarakat perbatasan akan semakin cepat. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, 2 festival crossborder harus mendatangkan value bagi masyarakat.

“Penyelenggaraan event diperbatasan harus memberikan manfaat. Sebab, perbatasan dikembangkan tidak hanya sebagai beranda negeri tetapi juga harus menjadi sentra ekonomi dan destinasi baru. Dengan pergerakan wisman yang positif, otomatis industri dan aktivitas bisnis masyarakat lokal akan naik,” tutup Menpar.(*)

Komentar