Ketua DPR: KAHMI Jangan Jadi Sumber Ketidakadilan

Jakarta – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan karakter Islam moderat di Indonesia harus terus diteguhkan. Demikian juga gerakan moral intelektual yang didasarkan atas ajaran Islam menurut Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, juga harus tetap menjadi bagian dari spirit kesadaran sosial dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

Hal itu dinyatakan Bamsoet saat menghadiri buka puasa bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI), di Jakarta, Sabtu (11/5/2019). Turut hadir sejumlah tokoh KAHMI lainnya seperti Akbar Tandjung, Hamdan Zoelva, Harry Azhar Azis, Abdul Latif, Rohmi Dahuri dan Anwar Nasution.

“Mahasiswa Islam sebagai kaum intelektualitas punya tanggung jawab besar untuk tidak hanya berperan sebagai agent of change saja. Melainkan juga sebagai penjaga api semangat ke-Indonesiaan di satu sisi, dan semangat keislaman di sisi yang lain. Saat tidak lagi menyandang status mahasiswa, tanggung jawab tersebut tak lantas padam begitu saja. Melainkan harus tetap dipelihara agar tetap menyala,” ujar Bamsoet.

Karena itu, Bamsoet mengajak para anggota KAHMI tidak melupakan nilai-nilai perjuangan yang telah mereka dapatkan selama berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah hal yang perlu dipertentangkan. Melainkan menjadi kekuatan utama bagi bangsa Indonesia.

“Saat kuliah dahulu, saat berada di HMI, kita semua selalu mengecam ketidakadilan. Jangan sampai sekarang saat berada di KAHMI dan telah menjadi orang besar, justru kita menjadi sumber ketidakadilan itu sendiri. KAHMI telah banyak mengantarkan anggotanya menjadi tokoh penting di republik ini. Mari bertanggungjawab terhadap jabatan yang telah diamanahkan,” tutur Bamsoet.

Tak lupa, Dewan Pakar KAHMI ini menyoroti semakin dekatnya rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019 yang tinggal beberapa hari lagi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jangan sampai KAHMI menjadi korban politik dari para elite politik yang ingin memancing keributan, apalagi jika sampai mengatasnamakan agama Islam.

“Tak bisa dipungkiri, kader KAHMI tersebar di berbagai partai politik dan kelompok lainnya. KAHMI justru harus berdiri paling depan menjaga bangsa Indonesia dari perpecahan. Apalagi perpecahan yang menjual agama demi ambisi sejumput kekuasaan,” pesan politikus Partai Golkar itu.

Komentar