Mentan Bantu Korban Banjir di Tujuh Kabupaten Sulsel

Maros – Kementerian Pertanian (Kementan) merespon cepat dampak bencana alam banjir yang melanda sektor pertanian dan masyarakat petani Sulawesi Selatan tepatnya di tujuh kabupaten yakni Soppeng, Sidrap, Wajo, Pinrang, Bone, Enrekang dan Luwu dengan memberikan bantuan totalnya senilai Rp 10 miliar. Bantuan berupa benih padi, jagung, pupuk, ayam alat mesin pertanian berupa pompa air, traktor dan ekskavator. Bantuan juga berupa sembako untuk membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Penyerahan bantuan langsung diberikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang terpusat di Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (15/6). Hadir Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Anggota Komisi IV DPR RI, Irwan Zulfikar, Wakapolda Sulawesi Selatan, Brigjen Pol Adhas, Kasdam XIV Hasanuddin Brigadir Jenderal TNI Budi Sulistijono, Kepala BNPB Sulawesi Selatan, Yolak Dalimunte, Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, Bupati Enrekang, Muslimin Bado, Bupati Maros, Hatta Rahman, Wakil Bupati Wajo, Wakil Bupati Sidrap, Kadivre Bulog Sulawesi Selatan dan para mitra Kementerian Pertanian.

Mentan Amran mengatakan bantuan yang terkumpul Rp 10 miliar tersebut bersumber dari penggalangan bantuan internal karyawan Kementan dan mitra sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap bencana alam banjir yang melanda Sulawesi Selatan. Khusus lahan pertanian yang terkena banjir puso 3.000 hektar, diberikan bantuan benih dan pupuk dan juga traktor, bahkan ekscavator untuk membangun tanggul supaya tidak terkena banjir lagi.

“Ini kami datang atas arahan Presiden Jokowi, kami keliling habis dari Sulawesi Tenggara, ini di Sulawesi Selatan memberikan bantuan kepada yang kena dampak banjir. Dan masih banyak lagi bantuan lainnya. Bantuan yang terkumpul tadi ada Rp 10 miliar, itu dari karyawan kementan dan mitra Kementerian Pertanian. Kami ucapkan terima kasih,” demikian dikemukakan Mentan Amran saat memberikan sambutan pada pelepasan bantuan korban banjir.

Amran menegaskan Kementan bersama dengan seluruh karyawan dan para mitra, sejak awal bencana alam yang menimpa Lombok, Palu, Sulawesi Tenggara dan hari ini Sulawesi Selatan telah menggalang bantuan untuk membantu korban. Sektor pertanian Sulawesi Selatan yang terkena dampak banjr, dipastikan segera dipulihkan.

“Lahan pertanian yang sudah diasuransikan, diberikan ganti rugi 100 persen. Bagi lahan yang belum terasuransi, diberikan bantuan benih dan pupuk,” tegasnya.

Menurut Amran, penanganan lahan pertanian yang terkena dampak banjir dilakukan secepatnya karena potensi komoditas pertanian di Sulawesi sangat banyak karena merupakan salah satu daerah agraris atau lumbung pangan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan selalu di atas nasional yang sebagian besarnya didukung oleh sektor pertanian, sehingga pembangunan pertanian di Sulawesi Selatan harus dijaga, bila perlu ditingkatkan melalui bibit unggul dan pertanian modern yakni teknologi 4.0 serta mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

“Terkait pengelolaan air irigasi, di era pemerintahan Jokowi-JK, telah dialokasikan pembangunan tiga bendungan besar di Sidrap, Luwu dan Jeneponto yang nilainya Rp 3 triliun. Di era pemerintahan Jokowi akan terbangun semua,” beber Amran.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan apresiasi atas kepedulian Kementan terhadap bencana banjir yang melanda tujuh kabupaten di Sulawesi Selatan. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk kepedulian Presiden Jokowi terhadap pembangunan dan masyarakat Sulawesi Selatan sangat besar.

“Dampak banjir tahun ini cukup besar, sekitar 15.000 hektar padi, 2.002 hektar kedelai dan jagung beberapa hektar. Ini bukti bahwa banjir ini menjadi bencana rutinitas,” ujarnya.

Oleh karena itu, Sudirman menegaskan bantuan pemerintahan Jokowi-JK yang membangunan bendungan besar nilainya Rp 3 triliun di Sulawesi Selatan benar-benar dapat membantu mengatasi banjir dan pembangunan pertanian ke depannya. Upaya jangka panjang yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kementan, akan membangun tanggul keliling berbentuk cincin di danau tempe.

“Ide ini sangat di terima. Kementan membantu 20 ekskavator untuk dibentuk brigade propinsi. Kalo bisa dibendung kita bisa mengontrol airnya, dan semoga ini bisa menjadi solusi mengatasi banjir” tegasnya.

“Dengan demikian, ada potensi bagaimana mengubah banjir sebagai energi negatif menjadi energi yang positif, menjadi sumber air irigasi. Kalau sudah ada air melimpah, tinggal kita maintance,” imbuh Sudirman.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Irwan Zulvikar menilai upaya penanggulangan banjir di Sulawasi Selatan sebagai terobosan yang luar biasa, karena dipastikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan secepatkan dapat memulihkan pembangunan infrastruktur pertanian. Bantuan benih, pupuk dan alat mesin pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani yang terkena dampak banjir.

Oleh karena itu, sambung Irwan, Komisi IV DPR mendukung penuh berbagai terobosan pembangunan pertanian yang dilakukan Mentan Amran. Pasalnya, capaian pembangunan pertanian selama lima tahun terakhir sangat produkrtif, seperti peningkatan produksi sehingga ketahanan pangan terwujud.

“Lihat saja, beberapa pangan yang selama ini kita impor, misalnya beras, jagung dan bawang merah sudah tidak impor lagi ke depannya,” ujarnya.

Komentar