Branding Wonderful Indonesia Mejeng Amerika Serikat

NEW YORK – Wonderful Indonesia kian eksis di mancanegara. Kali ini, branding dilakukan di Amerika Serikat (AS). Ada 2 kota besar di negeri Paman Sam yang disambangi, yaitu New York dan Los Angeles. Wonderful Indonesia terpasang di beragam media dan ruang publik.

Pasar wisatawan asal Amerika Serikat memang menjanjikan buat Indonesia. Selain New York dan Los Angeles, Seattle dan Houston, jadi tambang wisatawan potensial.

Untuk memikat publik AS, 6 destinasi ditampilkan. Ada Bali, Raja Ampat, Borobudur, Danau Toba, dan Pantai Gili Kedis (Nusa Tenggara Barat). Ada juga logo Wonderful Indonesia.

“Potensi wisatawan yang ada di AS harus dioptimalkan. Untuk itu, Wonderful Indonesia hadir di sana. Dengan memanfaatkan media yang tersedia di ruang publik, kami yakin cara ini akan efektif. Ingatan publik di sana selalu melekat dengan destinasi di Indonesia, lalu berikutnya mereka berkunjung,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata Nia Niscaya, Selasa (9/7).

Wonderful Indonesia hadir melalui LED Billboard dan bus New York. Durasi branding sekitar 3 pekan, 7-28 Juli 2019. Destinasi yang ditonjolkan yaitu Komodo di Nusa Tenggara Timur, selain logo Wonderful Indonesia sendiri.

Untuk 1 unit LED Billboard ini berada di 45th, 46St, dan Broadway Facing West, New York. Lokasi tersebut berada di Times Square. Kawasan tersebut menjadi yang tersibuk di New York. Setiap harinya ada sekitar 300 Ribu pejalan kaki yang melewati kawasan tersebut.

“LED Billboard dan bus sangat efektif sebagai media branding. LED sengaja dipilih di spot strategis. Kawasan tersebut ramai oleh lalu lalang orang. Lalu lintas di sekelilingnya juga sibuk. Jadi, sangat potensial,” terang Nia.

Selain LED Billboard, Wonderful Indonesia semakin didekatkan dengan publik. Brandingnya memakai jasa bus hop on hop off. Bus tersebut akan berkeliling di pusat Kota New York. Beberapa spot yang akan dilewatinya adalah Times Square, Carnegie Hall, dan Marcy 34th. Lintasannya semakin panjang dengan rute Empire State Building, Lincoln Center, hingga Central Park.

“Dengan treatment ini, kami yakin image dari Wonderful Indonesia dan destinasinya semakin melekat. Apalagi, bus memiliki rute-rute yang strategis. Tempat berkumpulnya orang dalam jumlah besar. Kami tentu optimistis, akan ada feedback positif dari kunjungan wisatawan Amerika setelah ini,” tegas Nia.

Hal serupa diterapkan di Los Angeles. Namun, di sini branding dioptimalkan pada 2 unit bus hop on hop off. Destinasi yang ditampilkan full, seperti Bali, Raja Ampat, Borobudur, Danau Toba, dan Gili Kedis. Komodo juga ikut disajikan di sini. Berkekiling di pusat kota, bus memiliki rute elit seperti, Hollywood, Beverly Hills, Santa Monika, dan Downtown.

“Market Amerika bagus, khususnya di New York dan Los Angeles. Untuk itu, aktivitas branding dengan melibatkan fasilitas publik dilakukan di sini. Mengukur pasar dan daya tarik destinasinya, pasti akan ada pergerakan wisatawan signifikan dari 2 kota itu,” kata Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran II Kemenpar Diah Paham.

Pergerakan wisatawan asal Negeri Paman Sam memang kompetitif. Pada 2018, arus wisatawan AS mencapai 387.295 orang. Jumlah tersebut tumbuh 12,3% dari rentang tahun sebelumnya. Sepanjang 2017, pergerakan wisatawan dari AS sekitar 344.766 orang.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, branding memanfaatkan fasilitas publik selalu efektif.

“Branding dengan treatment seperti ini selalu berhasil menarik perhatian. Ujungnya positif bagi arus kunjungan wisman secara riil. Kehadirannya Wonderful Indonesia dan destinasinya di New York dan Los Angeles sangat ideal. Kota ini sangat heterogen. Ada banyak orang dari berbagai negara berkumpul di sana,” tutup Arief Yahya Menteri Pariwisata.(*)