Tingkatkan Kerjasama Pariwisata, UEA Teken Kerjasama Dengan RI

BOGOR – Sektor pariwisata Indonesia semakin terlihat seksi di mata dunia. Bahkan mampu membuat pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menjalin kerjasama. Fokusnya untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia.

Hal ini terlihat dari kedatangan Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang secara khusus membahas berbagai kerjasama antara kedua negara. Salah satu poin pentingnya adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama pariwisata antara pemerintah UEA dengan pemerintah Indonesia.

Nota kesepahaman itu diteken Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya dan Menteri Perekonomian UEA Sultan Al Mansoori di Istana Bogor, Rabu (24/7).

Penandatanganan dilakukan langsung di depan Presiden Joko Widodo serta Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

“Ini merupakan hal yang menggembirakan. Kerja sama ini sangat strategis untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Apalagi Inisiatif MoU diusulkan oleh UEA, yang membuktikan sektor pariwisata Indonesia sangat menjanjikan,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (24/7).

Lingkup kerja sama MoU ini betul-betul menjadi pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia. Terutama soal Pemasaran, Pengembangan Destinasi, Pengembangan SDM, Kelitbangan, serta Mendorong kerjasama Swasta di bidang pariwisata.

Hingga saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan investasi tercepat. Ladang investasinya pun super luas dengan angka investasi Rp500 Triliun.

Ada 10 Destinasi Prioritas yang sangat potensial perkembangannya. Dari mulai Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Serta Morotai.

Selain itu juga ada 5 Destinasi Unggulan yang juga siap dikembangkan. Antara lain Tanjung Gunung Bangka, Sungai Liat Bangka, Sukabumi, Pangandaran, serta Likupang di Minahasa Utara.

”Tahun 2019 kami targetkan investasi pariwisata mencapai Rp500 Triliun. Sehingga mampu memberikan efek yang semakin baik bagi ekonomi Indonesia,” ujar Menpar Arief.

Disatu sisi kedatangan putra mahkota sendiri memiliki nilai tersendiri. Layaknya kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, kedatangan Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan juga bisa mendongkrak jumlah wisatawan Timur Tengah. Karena jelas, sebagai putra mahkota dapat menjadi media untuk mengangkat pariwisata Indonesia khususnya di kawasan Timur Tengah.

Menurut Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata II Kemenpar, Nia Niscaya, UEA sendiri merupakan target pasar utama pariwisata Indonesia. Apalagi rata-rata pengeluaran wisatawan UEA cukup besar. Berdasarkan data PES 2016, wisatawan UEA mengeluarkan dana sebesar USD1.630 per sekali kunjungan. Hingga saat kedua poros ini pun didukung oleh dua maskapai besar yaitu, Emirate dan Etihad.

“Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan dapat menjadi endorser pariwisata Indonesia. Dengan itu diharapkan mendorong kunjungan expatriat di UEA, untuk berwisata ke Indonesia di samping penduduk asli UEA itu sendiri. Ini akan menjadi sinyal positif bagi Indonesia,” kata Nia.

Kunjungan Putra Mahkota Abu Dhabi ini sekaligus membalas kunjungan kenegaraan yang pernah dilakukan Presiden Jokowi sebelumnya. Pada September 2015 lalu, Jokowi sempat berkunjung ke Abu Dhabi setelah sebelumnya melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Di Abu Dhabi, Jokowi juga disambut oleh Sheikh Mohammed dan menghadiri sejumlah agenda termasuk perencanaan investasi. (*)