74 Tahun Kemerdekaan RI, KLHK Dukung Inovasi Melalui SDM Unggul

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 17 Agustus 2019. Peringatan 74 tahun Indonesia merdeka di tahun ini menjadi momen penting bagi kebangkitan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Kirsfianti L. Ginoga, bahwa motto BLI adalah “Leading the way, guiding the move, and setting the course.”
“Leading the way berarti menjadi penunjuk arah bagi penyusunan kebijakan KLHK yang berbasis ilmiah, guiding the move berarti menjadi panduan teknis dalam implementasi aksi KLHK, sedangkan setting the course berarti mengatur jalannya program KLHK”, tutur Kirsfianti usai mengikuti upacara peringatan 17 Agustus yang dipimpin langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, di Plaza Manggala Wanabakti, Jakarta (17/08).
Dalam upacara yang dihadiri ASN KLHK Pusat ini, sebanyak 59 ASN BLI KLHK mendapat penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI, mulai 10 tahun, 20 tahun, hingga 30 tahun, dan 33 ASN diantaranya berasal dari Puslitbang Hutan, termasuk para Profesor Riset BLI KLHK. Tanda kehormatan ini disematkan secara simbolis oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, yang tampak anggun mengenakan pakaian adat kebaya berwarna hijau.
Terkait hal ini, Kirsfianti memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada para ASN penerima penghargaan. “Hal ini menjadi salah satu bukti hadirnya ASN BLI KLHK yang unggul, untuk mendukung kemajuan Indonesia dalam inovasi, sesuai tema HUT RI ke-74 yaitu SDM Unggul, Indonesia Maju,” ujarnya bangga.
Kirsfianti juga melanjutkan, saat ini Puslitbang Hutan telah banyak menghasilkan berbagai inovasi antara lain pengembangan jenis ulat sutera alam yang dinamakan dengan Sinar. “Jenis sutera sinar sangat unggul dapat menghasilkan 4 kwintal kokon dari satu boks telur ulat sutera per daur, jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis biasa, tahan penyakit, dan keberhasilannya telah dibuktikan oleh kelompok tani di Sukabumi,” jelas Kirsfianti.
Selain itu, ia melanjutkan, adanya inovasi gaharu, yang semula distimulasi dengan mikroba dalam kultur cair, kini telah mampu dikonversi dalam bentuk sebuk sehingga penggunaannya lebih mudah dan praktis. Gaharu termasuk ke dalam 27 PNBP badan usaha litbang. “Begitu pula di bidang konservasi SDA, kami sudah bekerja sama dengan beberapa pihak dalam upaya penangkaran satwa Rusa Timor, yang bermanfaat tidak hanya untuk tujuan konservasi eksitu, tetapi juga untuk kebutuhan konsumsi daging kedepannya,” ujar Kirsfianti.
Tidak ketinggalan, menghadapi era digital dan industri 4.0 ini, Puslitbang Hutan juga telah membuat sistem database yang terintegrasi dengan teknologi informasi, salah satunya yaitu inovasi KIP (Kartu Identitas Pohon). KIP merupakan informasi berbasis digital yang dapat diakses publik melalui smartphone, dalam bentuk QR code. “KIP ini telah diterapkan untuk beberapa lokasi, di arboretum, kebun raya, hutan kota, termasuk pohon-pohon di Istana Merdeka Jakarta,” Kirsfianti menerangkan.
Sementara itu, mendukung upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), dan restorasi hutan, Puslitbang Hutan juga telah mengembangkan teknologi silvikultur KoffCo, dengan memanfaatkan peran mikroba untuk mendukung pertumbuhan bibit di persemaian. “Teknologi ini sangat diminati masyarakat dan telah dikembangkan untuk lebih dari 100 jenis, hasilnya memiliki tingkat ketahanan (survival) yang tinggi, serta ada nilai tambah berupa produksi jamur yang edibel, sebelum menghasilkan kayu,” tutur Kirsfianti.
Di samping berbagai inovasi di atas, BLI KLHK juga mendapat amanat Menteri LHK untuk menjalankan Pusat Kajian Lahan Gambut Tropis Global (International Tropical Peatland Center/ITPC) yang telah diluncurkan 30 Oktober tahun lalu. Bersama dengan mitra UNEP, CIFOR, dan FAO, BLI KLHK telah melakukan berbagai kegiatan, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), publikasi digital, temu pakar, dan terakhir diseminasi dalam bentuk talk show, bertema “Promoting Paludiculture Practices for Sustainable Management of Tropical Peatland”, yang dilaksanakan di acara Media Dialog Festival Sains di Serpong (13/08). (klhk)