Mengangkat Potensi Destinasi Jayawijaya Lewat Festival Lembah Baliem

WAMENA – Festival Lembah Baliem (FLB) 2019 menjadi sebuah media penting mengangkat potensi wisata. Kehadirannya yang selalu menyedot antusiasme wisatawan menjadi peluang tersendiri memaksimalkan sektor pariwisata Kabupaten Jayawijaya. Apalagi bukan menjadi rahasia jika alam dan budaya Papua sangat eksotis untuk diselami.

“Destinasi kita banyak. Semuanya bahkan menawarkan sensasi yang luar biasa. Bukan hanya itu, banyak destinasi yang kita miliki tidak ditemukan didaerah mana pun. Dan lewat FLB kita berusaha menggali dan mempromosikan berbagai keunggula tersebut,” ujar Bupati Jayawijaya John Richard Banua, Selasa (6/8).

Ucapan Bupati Banua jelas tak terbantahkan. Potensi wisata di Jayawijaya sungguh lengkap. Dijamin wisatawan akan terpukau dengan keindahan alam dan budaya yang ada di Jayawijaya.

Yang pertama ada Goa Lokale di Distrik Wosilimo, Desa Wosi. Sebuah goa alam yang begitu misterius untuk ditelusuri. Menurut ilmuwan Amerika yang pernah melakukan penelitian, goa ini diperkirakan merupakan goa terpanjang didunia. Bahkan ujung goa ini belum ditemukan sampai saat ini.

Memasuki wilayah gua, kita akan disambut oleh deretan pohon sejenis pinus hutan yang sangat tinggi. Hutan ini begitu sejuk dan masih asli, manjakan diri di dalam indahnya alam Lembah Baliem. Kurang lebih 100 meter, pintu gua sudah terlihat. Pintu setinggi 2 meter ini menyambut semua yang akan memasuki gua Lokale. Namun, bila tidak ada pengunjung, penjaga biasanya akan menutup goa dengan pintu dari jeruji besi agar keamanan gua tetap terjaga.

Batas terdalam gua yang bisa dicapai adalah sekitar 3 kilometer dan belum pernah ada yang mencapai lebih kecuali seorang ahli geologi asal Amerika pada tahun 1996. Gua ini sangat panjang, bahkan banyak kaum akademisi yang memperkirakan Gua Lokale dapat menembus hingga wilayah Jayapura. Namun demikian, gua ini bukanlah tempat yang menyeramkan. Kesan menyenangkan akan mudah kita peroleh ketika kita memasuki gua ini.

Uniknya di beberapa titik dinding gua yang berongga dan menghasilkan suara merdu ketika diketuk. Suara yang terdengar adalah nada-nada yang beraturan dan dapat membentuk sebuah komposisi musik yang unik. Hanya dengan ketukan lembut saja, suara akan muncul dan menjadi satu susunan nada beraturan yang indah untuk didengar.

Destinasi kedua ada destinasi Pasir Putih. Meski Lembah Baliem merupakan perbukitan hijau, namun disini juga ditemukan hamparan pasir putih yang indah.

“Tekstur pasir putih di Lembah Baliem sama persis dengan pasir yang ada di pantai dan bahkan terasa asin. Ini sungguh menarik. Bayangkan anda berada di pegunungan tetapi menemukan hamparan pasir putih yang indah. Dan ini hanya ditemukan di Baliem,” kata Bupati Banua.

Sihir maut Lembah Baliem pun tak berhenti disitu saja. Yang paling fenomenal bisa kita temukan di Desa Aikima Distrik Pisugih. Di desa ini terdapat mumi yang sudah berumur 2 abad yang bernama Birapak Elosak dari Suku Siep Suku Elosak. Sudah tak terhitung berapa banyak wajah mumi tersebut menghiasi berbagai majalah travel dunia. Kehadirannya seolan menjadi satu gambaran utuh betapa menariknya budaya Suku Dani di Lembah Baliem.

“Kalau kita lihat Wamena ini sudah sangat dikenal. Lembah Baliem, sebenarnya sudah punya branding dengan perpaduan antara budaya dan alamnya kuat sekali. Arahnya pun memang bukan ke mash tourism tetapi ke eco tourism, eco culture dan eco nature. Ini merupakan wisata yang digemari oleh wisatawan Eropa,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Rizki memaparkan, perkembangann pariwisata di Lembah Baliem sudah seharusnya dikemas secara menarik. Dengan itu wisatawan akan semakin betah mengeksplorasi Lembah Baliem. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan pelatihan sadar wisata. Dengan itu masyarakat semakin siap untuk menyambut wisatawan.

Selain itu penataan destinasi tanpa meninggalkan keasliannya mutlak dilakukan. Penempatan papan informasi yang jelas dengan alur cerita utuh masyarakat mungkin menjadi sebuah media menarik yang dapat dilakukan.

“Apalagi jika arahnya dikembangkan menjadi desa wisata. Nah satu yang kita lihat dari atraksi, budaya satu yang paling menonjol dan unik yang tinggi sekali adalah Mumi tapi tentunya harus dibarengi dengan melihat yang lain. Wisatawan bisa kita drive melihat kompon-kompon desa yang sama menariknya. Ada rumah perempuan, ada dapur, ada rumah laki laki, nah itu juga dari tatanan budaya yang sebenarnya menarik kalau ada ceritanya,” urai Rizki.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengungkapkan hal yang sama. Baginya Lembah Baliem telah memiliki branding yang kuat dengan adanya FLB. Dengan itu sudah selayaknya destinasi unggulan di sana pun ikut diangkat. Apalagi Lembah Baliem menawarkan destinasi yang sangat berbeda yang hanya ditemukan di tempat tersebut.

“Nah bagaimana orang datang tidak hanya ada festival. Ini menjadi pr kita bersama. Aksesnya sudah bagus, amenitasnya sudah oke, atraksinya sudah mumpuni. Sekarang bagai mana kita menata destinasi yang ada sehingga makin menarik minat wisatawan. Semua destinasi harus disiapkan dengan baik, begitu juga masyarakatnya juga harus paham betul sapta pesona. Kalau itu dilakukan saya yakin Lembah Baliem bakal menjadi destinasi yang luar biasa,” kata Mantan Dirut Telkom itu. (*)