Pentahelix Dibutuhkan Untuk Bangun Wisata di Tanara

TANARA – Wilayah Tanara di Kabupaten Serang, dinilai memiliki potensi wisata yang luar biasa. Khususnya wisata religi. Namun untuk mengembangkan wisata di Tanara dibutuhkan unsur pentahelix. Potensi itu dibahas dalam Focus Group Discussion Pengembangan Wisata Perdesaan dan Perkotaan di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Rabu (14/8).

Pentingnya pentahelix dalam membangun pariwisata, disampaikan Asdep Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata, Oneng Setya Harini.

“Bagaimana caranya Tanara bisa menjadi destinasi pariwisata? Tentunya harus ada unsur pentahelix. Tidak mungkin hanya dikerjakan pengurus pesantren saja. Harus ada akademisi, bisnis atau industri, government atau pemerintah, komunitas, dan media,” paparnya.

Oneng juga mengimbau agar generasi millennial dilibatkan. Karena, generasi inilah yang akan membantu mengenalkan dan mengangkat destinasi di dunia maya. Dan imbasnya bisa dikenal lebih luas.

“Jangan lupa libatkan juga anak muda. Libatkan generasi millennial untuk mengangkat destinasi Tanara. Generasi millennial ini adalah generasi yang akrab dengan digital. Akrab dengan dunia maya. Mereka bisa posting setiap hari. Dan ini bagian dari promosi.

Hal yang juga tidak kalah penting, adalah memetakan pasar. Oneng menjelaskan, bicara mengenai pariwisata tidak akan bisa dipisahkan dari pasar.

“Berbicara mengenai pariwisata, berarti kita juga bicara pasar. Karena, tanpa pasar tidak akan ada pariwisata. Kalau hanya membuat destinasi tapi tidak ada yang datang, kan jadi sia-sia. Kita harus kenali pasar dulu, baru kembangkan produknya,” jelasnya.

Dengan disusunnya masterplan pengembangan Wisata Religi Kabupaten Serang oleh Kementerian Pariwisata, maka nanti akan terpetakan potensi pasar wisatawannya.

“Kemenpar hadir karena Tanara punya potesi yang luar biasa. Khususnya, untuk mengembangkan wisata religi. Tapi, memang masih ada yang harus dibenahi. Namun intinya, bagiamana kita sama-sama memahami konsep wisata religi,” katanya.

Wanita berhijab itu mengatakan, pariwisata memberikan harapan bagi masyarakat. Bahkan, Presiden menyampaikan jika pariwisata harus jadi nomor 1 untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, hal itu akan susah untuk dicapai jika tidak ada komitmen dari masyarakat sendiri.

“Pariwisata itu cara mudah dan murah untuk mendapatkan income. Bukan hanya bagi devisa negara. Tetapi juga PAD. Yang harus dipikirkan dari pariwisata adalah bagaimana masyarakat bisa bahagia dan sejahtera,” paparnya.

Oneng menambahkan, pariwisata bisa dikelola masyarakat, komunitas atau lembaga tertentu. Dan bisa jadi besar bila ada komitmen di dalamnya. Namun, harus diketahui apa potensi yang bisa dikembangkan.

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan Kemenpar akan memberikan dukungan buat Tanara. Karena, hal ini menjadi bagian dari strategi untuk menjaring wisatawan mancanegara.

“Wisata religi bisa dikembangkan di Tanara. Dengan pengembangan storytelling, Tanara bisa mengangkat potensi daerahnya. Khususnya potensi wisata religi. Dan bisa turut mendatangkan wisatawan mancanegara,” paparnya.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengingatkan pentingnya 3A (aksesibilitas-amenitas-atraksi) dalam mengembangkan sebuah destinasi.

“3A itu faktor utama yang harus diperhatikan jika ingin mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Tanara harus memikirkan apa atraksi yang bisa dinikmati wisatawan. Kemudian bagaimana akses menuju ke sana. Yang tidak kalah penting adalah amenitas. Kembangkan hal-hal itu bersama stakeholder. Dan rangkul pentahelix agar semakin cepat pengembangannya,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.(**)