Kapus Penelitian Politik LIPI: Demokrasi Indonesia Di Pinggir Jurang

Jakarta – Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Firman Noor mengatakan peringkat kualitas demokrasi Indonesia di bawah Timor Leste sesungguhnya sebuah peringatan bahwa demokrasi di Indonesia tengah berada di pinggir jurang

“Kualitas demokrasi kita kalah di banding Timor Leste. Ini sebuah peringatan bahwa demokrasi di Indonesia sudah di pinggir jurang,” kata Firman, saat peluncuran buku “Rematch Pilpres: Kontestasi Elektoral dan Keterbelahan Publik”, karya Pangi Syarwi Chaniago, di Media Center DPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan – Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Menurutnya, demokrasi Indonesia ada di tepi jurang ditandai oleh sejumlah fakta antara lain masyarakat tidak peduli dengan artikel yang bernuansa politik. “Fakta itu sangat terkonfirmasi lewat survei ketika pembaca lebih menyukai artikel dengan konten hiburan,” kata Firman.

Selain itu lanjutnya, para elite politik tidak siap melindungi institusi demokrasi.Masyarakat ujarnya, tidak diajak berpikir objektif. “Publik cuma ditarik perasaannya, tapi tidak didorong berpikir objektif dan kritis,” tegas Firman.

Hal yang lebih mengkhawatirkan imbuhnya, munculnya fenomena media sosial di tengah-tengah panggung politik Indonesia yang diboncengi oleh kehadiran buzzer team. “Menurut saya, buzzer team, sangat mengacaukan demokrasi kita,” tegasnya.

Lalu Firman mengungkap tentang Negara Amerika Serikat yang nyaman dengan demokrasi. “Amerika Serikat nyaman dan aman dengan demokrasi karena elite dan warganya sangat menghargai perbedaan dan pemenang tidak punya semangat untuk menghancurkan yang kalah,” ungkapnya.

Dia jelaskan, sampai kapan pun Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat sudah jelas berbeda dan perbedaan itu sama-sama dihargai, tidak untuk dihancurkan.

Karena itu, Firman mengusulkan ke depan harus ada sosok yang diusung partai politik untuk meredam bahkan lepas dan remacht tadi. “Dan tidak pernah ada dalam sejarah politik di Amerika Serikat ketua partai masuk kabinet,” pungkasnya.