Without Forest, We Are Nothing

Kotawaringin Barat – Taman Nasional Tanjung Puting kedatangan tamu penting. Bukan, bukan tamu. Tepatnya salah satu figur penting bagi konservasi di Indonesia.
Kunjungan ke Taman Nasional Tanjung Puting menjadi rangkaian penutup pada acara peringatan HUT Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) Ke-73 di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Kegiatan peringatan di Pangkalan Bun diawali dengan melakukan Ziarah tabur bunga di makam Wakil Ketua BPK RI periode 2004-2009, H. Abdullah Zainie, lalu dilanjutkan dengan mengunjungi Pondok Tanggui dan Tanjung Harapan, Resort Pesalat, Taman Nasional Tanjung Puting. Ikut hadir dalam rangkaian acara tersebut Bapak Dirjen KSDAE KLHK, Ir. Wiratno, M.Sc yang mendampingi Anggota IV BPK-RI Ibu Ir. Isma Yatun, MT. beserta jajaran pejabat tinggi otoritas pemeriksa keuangan di Indonesia tersebut.

“Without Forest, We Are Nothing”, demikian pungkas Ir.Wiratno, M.Sc, Direktur Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan selepas rangkaian kunjungan ke Resort Pesalat, TNTP.

“Tanpa hutan kita bukan apa-apa”, kalimat kunci yang keluar dari Pak Wir, -begitu beliau biasa disapa- sangat dalam maknanya.

Fitrah hutan sebagai sumber kehidupan selayaknya juga bisa menjadi sumber penghidupan bagi manusia yang sangat berkelanjutan. Masyarakat yang hidup di sekitar kawasan konservasi dengan seluruh adat dan budayanya semestinya menjadi subyek penting pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. Penghargaan atas hak hidup dan mendapat penghidupan dari kawasan konservasi secara tidak langsung akan melindung kawasan itu sendiri. Pak Wir menjadikan hal tersebut sebagai salah satu strategi dan cara baru dalam pengelolaan kawasan konservasi Indonesia.

Pada kunjungan kemarin, Rombongan Dirjen KSDAE dan Anggota IV BPK-RI yang di tingkat daerah juga didampingi Sekretaris Daerah Propinsi Kalteng, Kepala Balai TNTP, Kadis Pariwisata Propinsi dan Kabupaten, memberikan banyak saran dan masukan membangun untuk optimalnya pengelolaan Taman Nasional Tanjung Puting ke depan setelah mengunjungi dan melihat langsung pemberian pakan Orangutan, di Pondok Tanggui, serta meninjau sarana prasarana pendukung wisata alam yang tersedia di Resort Pesalat.

“Orang-orang sudah biasa ke obyek semacam Candi Borobudur, tetapi belum banyak mengenal destinasi bagus seperti Tanjung Puting ini, sehingga sarana pendukung kunjungan bagi orang yang datang harus diupayakan berstandar dunia, dengan manajemen pengelolaan yang berkelanjutan”, demikian poin dari interaksi Ibu Isma Yatun bersama rombongan disela rehat sejenak di Pondok Tanggui

Terima kasih telah berkenan berkunjung dan memberikan banyak input yang membangun, Pak Wir dan Bu Isma. Semoga Tanjung Puting tetap bisa berperan sebagai sumber kehidupan yang menjadi keran penghidupan,

“Semoga Hutan Tetap Lestari, dan Masyarakat Selalu Sejahtera”. (klhk)