Dua Senator Ini Protes Keras Rencana Impor Jagung dan Garam

Jakarta, liputan.co.id – Kabupaten Dompu di Nusa Tenggara Barat (NTB) digadang-gadang pemerintah sebagai daerah produksi dan gudang jagung nasional.

Ketika daerah tersebut sedang dan terus berbenah menjadi kabupaten produsen jagung, lalu pemerintah melalui kementerian perdagangan memutuskan impor jagung dengan alasan stok jagung nasional menipis.

Keputusan pemerintah tersebut mendapat protes dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari NTB Baiq Diyah Ratu Ganefi.

“Dompu punya lahan dan gudang jagung. Kalau pemerintah impor jagung, seberapakah yang dibutuhkan, sebab di Dompu stok jagung melimpah,” kata Baiq Diyah, kepada wartawan, di Gedung DPD RI, Jumat (9/2/2018).

Kalau pemerintah ini impor jagung, dia mempertanyakan, bagaimana nasib Dompu sebagai kabupaten produsen jagung di Indonesia?

Begitu juga impor garam. Baiq Diyah juga mempertanyakan kebutuhan urgennya seperti apa, mengingat masih banyak kabupaten di Indonesia sebagai produsen garam.

Masih soal rencana pemerintah mengimpor garam, anggota DPD RI dari Provinsi Jawa Tengah Denty Eka Widi Pratiwi juga menyampaikan protes.

“Kami juga menolak keras rencana impor jagung dan garam itu,” tegasnya.

Menurut Denty, dua komoditas tersebut lagi booming di Jawa Tengah. “Apalagi garam, di Jepara petani garamnya lagi senang-senangnya dengan harga garam sekarang. Kalau garam impor masuk, harga bisa terjun bebas menjadi Rp100 per kilo,” pungkasnya.

Komentar