Fadli Zon Sebut Gelar Bapak Pembangunan Itu Milik Soeharto, Sindir Pemerintah?

Jakarta, Liputan.co.id – Pasca ambruknya pierhead tiang pancang proyek jalan tol Becakayu pada, Rabu (20/2) kemarin, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terus melayangkan kritik kepada Pemerintah.

Menurut Fadli Zon, proyek jalan tol yang terkesan dikebut saat ini hanyalah sebagai jualan politik pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang, tanpa memikirkan kualitas dan keselamatan rakyat kecil yang bekerja.

Lewat akun twitter resminya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyarankan agar semua Presiden yang terpilih usai reformasi harus realistis dalam berfikir. Karena target pembangunan infrastruktur ini tak hanya berhenti dikata selesai.

“Jadi target pembangunan infrastruktur ini seharusnya bukan hanya berhenti di kata ‘selesai’, tapi selesai dengan kondisi yang bagaimana. Itulah yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan sama-sama diawasi,” demikian bunyi isi cuitan Fadli Zon.

Politisi yang dijuluki sebagai macan perlemen ini menambahkan, pengebutan pekerjaan infrastruktur yang sekarang dilakukan oleh Pemerintah, tidak semata-mata untuk mengejar nama, atau julukan baru yang pernah disandingkan oleh orang sebelumnya, seperti yang disematkan kepada Presiden RI kedua Jenderal Soeharto.

“Saya kira siapapun Presiden yang terpilih sesudah reformasiharus bisa berpikir realistis. Gelar ‘bapak pembangunan’ itu sudah menjadi milik Pak Harto, tak mungkin direbut oleh orang lain, kecuali jika ingin berkuasa enam periode,” ucap Fadli Zon.

Untuk itu, Fadli menyarankan agar Pemerintah bisa bekerja dengan realistis. “Jangan mimpi membangun candi, cukup letakan batu-batu pada tempatnya dengan benar,” tutup Fadli dalam kicauannya. (Aiy)

Komentar