PDAM dan FKP Gelar Kunjungan Lapangan ke Sumber Air Ngembat dan Pabrik AMDK Sukabela

KILASJATENG.COM, UNGARAN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Semarang, Dewan Pengawas bersama Forum Komunikasi Pelanggan (FKP) PDAM Kabupaten Semarang mengkuti acara kunjungan lapangan di sumber air bersih Ngembat, Banyubiru dan pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ‘Sukabela’ di PT Bayuadji Nusantara Indonesia (BNI), Muncul, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (24/7).

Direktur Utama PDAM Kabupaten Semarang, Denny Ariawan SPsi MSi menyatakan, dalam kunjungan lapangan ini sengaja mengajak FKP PDAM dari masing-masing cabang di Kabupaten Semarang ini. Tujuannya, agar mengetahui secara langsung sejauh mana pemanfaatan air bersih dari sumber air di Ngembat maupun dapat mengetahui proses produksi air minum milik Kabupaten Semarang yaitu Sukabela.

"Mungkin saja, kegiatan ini baru pertama kalinya dilakukan PDAM Kabupaten Semarang. Khusus kunjungan ke pabrik air mineral Sukabela ini, karena para pelanggan air PDAM dapat mengetahui proses produksinya dari awal hingga menjadi AMDK botol maupun galon. Sukabela ini adalah produk asli Kabupaten Semarang dan diambil dari sumber air yang kualitas airnya nomor dua di Indonesia setelah di Pandaan Jawa Timur," katanya.

Denny Ariawan menambahkan, khususnya sumber air di Ngembat yang airnya dimanfaatkan para pelanggan di Ambarawa dan sekitarnya ini, sangat tergantung dari aliran listrik. Pasalnya, untuk memompa air agar dapat mengalir harus menggunakan sumber listrik. Untuk itu, jika listrik padam maka aliran air pun akan mati. Air bersih dari sumber air Ngembat ini dialirkan kepada pelanggan di daerah Kelurahan Tambakboyo maupun wilayah Bawen.

"Sekali lagi, kendala utamanya adalah aliran listrik, karena untuk menghidupkan genset serta memompa air di Ngembat ini harus menggunakan tenaga listrik PLN. Untuk kapasitas air bersih di Ngembat ini ada 72 liter per detik, dan yang dipakai hingga sekarang ini baru 42 liter per detik. Sehingga sisanya aliran air mengalir keluar dan luas areanya mencapai 7.000 meter persegi. Hanya saya, dari luas aera tersebut, masih harus lebih ditingkatkan pemanfaatan areanya demi mendukung pendapatan PDAM Kabupaten Semarang," jelas mantan Komisioner KPU Kabupaten Semarang itu.

Menurutnya, setapak demi setapak pelayanan PDAM kepada masyarakat mulai menunjukkan peningkatannya. Jika sebelumnya tidak ada tenaga penagih, kini telah disiapkan tenaga penagih kepada pelanggan. Bahkan, tenaga pencabut meteran sudah dipisahkan dengan tenaga penagih. Dari langkah ini, ternyata membawa hasil yaitu dapat meningkatkan laba hingga Rp 300 juta.

"Dengan jasa petugas penagih ini, membuat efektifitas penagihan mengalami kenaikan menjadi 80 persen, yang sebelumnya hanya 70 persen, sehingga ada kenaikan sebesar 10 persen. Para petugas penagih ini ternyata mempunyai andil besar dalam peningkatan pendapatan PDAM," ujarnya.

Pada kesempata tersebut, seusai mengunjungi Ngembat, kemudian dilanjutkan ke pabrik AMDK Sukabela di komplek PT Bayuadji Nusantara Industry (BNI) di Muncul, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Air mineral Sukabela ini merupakan produk asli dari PDAM Kabupaten Semarang yang bekerjasama dengan PT BNI, yang selama ini telah memproduksi air minum dalam kemasan Java maupun Vit.

"Kualitas airnya disini, ternyata menempati urutan kedua setelah sumber air di Pandaan, Jawa Timur. Dari kapasitas 1.146 litar per detik, hingga kini baru dimanfaatkan sebesar 2 persennya. Dari memproduksi air minum dalam kemasan “Sukabela” ini, dapat meningkatkan keuntungan penjualan yang mencapai Rp 10 juta perbulannya. Ini laba minimal dan kedepannya keuntungan ini harus dapat lebih meningkat,” tandasnya. (Her)

Komentar