Peringatan Pertempuran 5 Hari di Semarang, Ini Pesan Pangdam IV/Diponegoro

KILASJATENG.COM, SEMARANG – Peringatan pertempuran lima hari di Semarang merupakan peristiwa heroik yang tidak mungkin dapat dilupakan.

Masyarakat Semarang harus dapat mengambil hikmah sebanyak-banyaknya dan pelajaran-pelajaran penting dari apa yang telah dikorbankan oleh para pahlawan dalam pertempuran lima hari di Semarang.

Masyarakat Semarang memiliki jiwa patriotik yang luar biasa. Dengan spontanitas mereka bisa bersatu, bergotong-royong, bahu membahu dan tidak mengenal latar belakang suku, agama dan ras.

Mereka bersama-sama bersatu untuk mencapai tujuan mempertahankan kemerdekaan.

Hal tersebut disampaikan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto S.Sos M.Si pada Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, di kawasan Tugu Muda Kota Semarang, Minggu (14/10/) malam.

“Keadaan ini merupakan modal yang sangat besar untuk masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah dan Indonesia,” kata Pangdam.

Pangdam menegaskan, pada hakekatnya seluruh masyarakat Indonesia sudah mempunyai dan mewarisi jiwa patriotik yang luar biasa dari para pahlawan. Sehingga kita harus menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh para pahlawan.

Semua hanya demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila,” tegas Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam menerangkan, bahwa untuk mencapai semua itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu pemimpin saja, baik Walikota, Gubernur atau Presiden, tetapi perlu kerja sama.

“Semua komponen masyarakat harus bahu membahu, bergotong-royong dengan satu tujuan Indonesia yang hebat, adil dan makmur,” pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat serta Purnawirawan, Pejuang dan Veteran.

Acara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang juga dimeriahkan oleh Drama Treatikal yang menggambarkan perjalanan pertempuran selama 5 hari di Kota Semarang yang ditandai dengan gugurnya Kepala Laboratorium Purusara dr Kariadi. (Art)

Komentar