Rising Merdeka Week di Singapura Seru Abis

SINGAPURA – Rising Merdeka Week di Paragon Mall Singapura, Rabu (8/8), tak ubahnya seperti show of force pesona Indonesia. Dari mulai Badan Ekonomi Kreatif, KBRI Singapura, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian hingga Garuda Indonesia, semua all out memancarkan pesonanya di Negeri Singa Putih.

Kepala Bekraf Triawan Munaf memantau langsung even ini. Dia didampingi
Dubes RI di Singapura Ngurah Swajaya
Putri Indonesia 2018 Sonia Fergina Citra,
musisi Candra Darusman dan Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh.

Culture Indonesia langsung jadi jurus pemikatnya. Dari mulai Sasando yang dimainkan Berto Pah, biola yang dimainkan Mia Ismi, hingga tarian Batak yang ditampilkan Santi Dwisaputri Tedjakusuma, sukses menghipnotis pengunjung Paragon Mall.

Kolaborasinya menghasilkan harmoni yang keren. Ada lagu-lagu nasional. Pop barat. Tak ada yang terdengar ssumbang. Meskipun alat musiknya tradisional, tapi lagu What a Wonderful World Louis Armstrong tetap bisa dimainkan dengan sangat oke. Hanya di pentas ini, seni tradisional Indonesia bisa berkolaborasi dengan apik dengan sajian modern.

Keseruannya tidak berhenti sampai di situ ada juga Rising Fashion yang diresmikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi, Rabu 1 Agustus 2018. Evennya juga tergolong keren. Out of the box. Pelaku fashion Indonesia dan Singapura dikumpulkan jadi satu. Dan semuanya, ikut berkolaborasi dengan KBRI Singapura dan Digital Fashion Week dan Textile and Fashion Federation (TaFF) di Galery Lafayette Pacific Place, Jakarta.

Sebanyak 14 brands atau merek-merek asal Indonesia turut serta dalam kegiatan tersebut. Brands tersebut ada Purana, D.Tale, Nataoka, Hunting Fields, Maison Met, Pattent Goods, and Oaksva Jewelery, Woodka, Bermock, Danjyo Hiyoji, Alexalexa, Saul, Jeffry Tan, dan Diniira.

Dan semua kreasinya dipajang di RISING FASHION Pop-Up Store di Paragon Shopping Centre, Orchard Singapura. Durasinya? Lumayan lama. Agendanya diplot selama satu bulan full, 1-31 Agustus 2018.

“Produk kreatif Indonesia yang unggul sangat berpotensial untuk menjaring wisatawan ke Indonesia. Karenanya kami ikut memberikan dukungan sajian budaya,” tutur Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh.

Wanita berhijab ini memang tak asal bicara. Maklum, selama satu bulan, kegiatan RISING FASHION 2018 akan diisi dengan trunk show, fashion networking session, buyers meeting, dan designers match-making, dan juga sesi belanja bersama bagi para pecinta mode dan diaspora Indonesia di Singapura.

Sementara Duta Besar Republik Indonesia I Gede Ngurah Swajaya mengaku pede hal ini akan mempererat hubungan kedua negara. “Selain mempererat hubungan dua negara, ini juga memperkuat peranan Indonesia dan Singapura sebagai pemain utama dunia mode dan fashion di dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN,” tuturnya.

Animo terhadap kegiatan ini pun cukup besar. Tercatat hadir pada acara pembukaan sekitar 200 tamu undangan dan media yang mendapatkan kesempatan untuk melihat koleksi terbatas dari seluruh desainer yang khusus disiapkan untuk RISING FASHION. Ini kemudian membuat Kepala Bekraf Triawan Munaf sumringah. Dia mengaku happy lantaran even kreatif yang melibatkan banyak pihak ini direspon positif oleh pasar Singapura.

“ini menjadi salah satu sarana promosi produk fesyen Indonesia secara global. Apalagi Singapura menjadi salah satu pusat fesyen di Kawasan Asia. Singapura jug merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor produk fesyen Indonesia,” ucapnya

Kebetulan, untuk Indonesia, fesyen adalah salah satu subsektor ekonomi kreatif yang sangat penting. Data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 hasil kerjasama Bekraf-BPS menunjukkan kontribusi subsektor fesyen mencapai 54,54% (US$10,90 Miliar) terhadap total nilai ekspor sektor ekraf di 2015 dan merupakan subsektor dengan nilai pendapatan terbesar di 2016, yaitu Rp 166 triliun atau berkontribusi sebesar 18,01% terhadap PDB Ekraf.

Kementerian Pariwisata yang sebelumnya sukses menggelar Sales Mission di Novotel Hotel Singapura juga ikut happy. Apalagi, fashion juga sangat konek dengan pariwisata. Jember Carnaval, Banyuwangi Ethno Carnaval, Malang Carnival, Batik Solo Carnaval yang sudah mendunia adalah bukti betapa dekatnya fashion dengan dunia pariwisata. “Ini sangat bagus. Mengenalkan fashion dua negara di kolam yang penuh dengan ikan. Kitaciptakan ekosistem yang kondusif dulu, hidupkan bisnia, promosikan yang kuat, kelak itu akan membuka pintu global,” papar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)

Komentar