Wisman Membludak, Tanah Lot Art & Food Festival Dibuka dengan Rekor MURI

TABANAN, LIPUTAN.CO.ID – Baru dibuka, Tanah Lot Art & Food Festival langsung membukukan rekor MURI. Prestasi fantastis ini ditorehkan melalui gelaran kolosal Tari Sendat Ratu Segara, 18-20 Agustus. Prestasi semakin lengkap karena tarian ini mendapatkan hak cipta.

“Prestasi yang dibuat Tanah Lot Art & Food Festival ini luar biasa. Sangat menginspirasi dengan raihan rekor MURI. Prestasi ini tentu akan mendorong masyarakat untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik lagi,” ungkap Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, kemarin.

Apresiasi bagi Tanah Lot Art & Food Festival. Mulai ditabuh 18-20 Agustus, festival yang digelar di kawasan Destinasi Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot, Tabanan, Bali, langsung menyita perhatian. Digelar secara masif, opening ceremony sangat spesial dengan rekor MURI Tari Rejang Sendat Ratu Segara. Dibawakan kolosal, tarian ini melibatkan 1.800 penari.

Sabtu (18/8), pukul 18.00 WITA, pun menjadi moment bersejarah. Persembahan kolosal Tari Rejang Sandat Ratu Segara dimulai. Menjadi karya seni terbaru, tarian ini disajikan selama 11 menit. Para wisatawan pun tampak larut menikmati tarian sakral ini. Suasana pun berubah menjadi euforia kegembiraan manakala Tari Rejang Sendat Ratu Segara dinyatakan masuk MURI.

“Kami tentu berharap capaian prestasi ini akan berlanjut. Sebab, pariwisata di Tabanan ini harus terus ditingkatkan. Tujuannya agar kunjungan wisatawan terus naik, lalu mereka tinggal lebih lama di sini. Melalui Tari Rejang Sendat Ratu Segara ini, kekayaan atraksi Tabanan semakin sempurna,” terang Eka Wiryastuti.

Diganjar rekor MURI, Tari Rejang Sendat Ratu Segara dinilai sebagai garapan seni baru yang dikolosalkan. Selain rekor MURI, tarian ini juga mendapatkan Sertifikat Hak Cipta Intelektual dari Kementerian Hukum dan HAM. Eka Wirastuti menambakan, Tari Rejang Sendat Segara menjadi karya intelektual yang harus dilindungi.

“Hak cipta memang harus diberikan kepada Tari Rejang Sendat Ratu Segara. Sebab, ini adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Tabanan. Kekayaan seperti ini tentu harus dilindungi. Bagaimanapun, ini menjadi salah satu identitas bagi Tabanan,” lanjutnya lagi.

Tari Rejang Sendat Ratu Segara memang unik. Gerakannya semakin eksotis lantaran dibawakan oleh 1.800 generasi milenial Tabanan. Mereka pun berasal dari SMU di seluruh wilayah Tabanan. Selain gerakannya, tarian ini juga sarat filosofi. Tari Rejang Sendat Ratu Segara memang diciptakan sebagai ungkapan syukur atas limpahan karunia yang dititipkan alam semesta.

“Alam semesta sudah berlaku baik dengan limpahan nikmatnya. Untuk itu, kita harus rayu Tuhan dengan persembahan terbaik. Baik itu melalui upakara atau berupa tarian yang tulus. Harapannya alam semakin harmonis dan lestari,” jelasnya lagi.

Menyempurnakan festival, beragam event pun digelar. Startnya bahkan lebih lebih cepat sehari. Ada beragam parade seni dan budaya yang ditampilkan. Sebut saja, Barong Bangkung Ngelawan, Beleganjur Kreasi, Parade Barong, Pentas Rindik, Parade Tari, Tetekan Drama Tari, dan Pentas Gender. Kesemuanya menjadi representasi keeksotisan Pulau Dewata.

“Tanah Lot Art & Food Festival ini sangat kaya. Contentnya sangat beragam dan menginspirasi. Kekayaan seni dan budaya Bali memang luar biasa. Selalu tumbuh dan muncul kreasi baru. Tari Rejang Sendat Ratu Segara ini merupakan karya luar biasa. Sangat layak mendapatkan rekor MURI,” terang Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementrian Pariwisata RI Ni Wayan Giri Adnyani

Memasuki tahun kedua, Tanah Lot Art & Food Festival semakin berwarna. Konsepnya semakin menyempurnakan kekuatan Tanah Lot sebagai destinasi wisata religius. Wayan Adnyani menjelaskan, potensi pengembangan Tanah Lot semakin besar. “Tanah Lot ini sangat mendunia. Potensinya sangat besar dan jumlah kunjungan wisatawanna akan terus maksimal lagi,” jelasnya lagi.

Tanah Lot Art & Food Festival memang katalis penarik kunjungan wisatawan yang positif. Pada event tahun 2017, festival ini dikunjungi 45 ribu wisatawan dalam penyelenggaraan tiga hari. Untuk tahun ini, festival ditarget kunjungan 50 ribu hingga 55 ribu wisatawan. Sebab, event ini juga menyajikan beragam UMKM dan kekayaan kuliner Pulau Dewata.

“Penyelenggaraan festival ini harus diacungi jempol. Meski baru tahun kedua, beragam capaian positif sudah dibuat. Rekor MURI ini jelas membanggakan karena semakin menaikan value event dan Tanah Lot sendiri. Respon wisatawan juga positif. Kami optimistis mastarakat di sana akan semakin sejahtera,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)

Komentar