Yubel Kepada Senator: Di Zaman SBY Desa Rante Tarima Bordering, Era Jokowi?

Jakarta, liputan.co.id – Persoalan infrastruktur jalan masih tetap mendominasi aspirasi dan diskusi antara anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dengan rakyat di hampir semua perjalanan para Senator ke konstituensinya.

Pengalaman serupa juga dialami langsung oleh anggota Komite II DPD RI asal Sulawesi Barat, Marthen saat reses dari tanggal 22 Juli hingga 14 Agustus 2017 lalu.

“Semua masyarakat di Kecamatan Bambang, Rante Bulahan Timur, Tandakkalau dan Sumarorong di Kabupaten Mamasa mengeluhkan masalah jalan dan tidak bisa berkomunikasi dengan jaringan selular,” kata Marthen, Jumat (22/9/2017), mengungkap sebagian dari kegiatan jemput aspirasinya ke Sulawesi Barat.

Dia mengutip salah satu aspirasi konstituennya atas nama Elisa saat berdialog di rumah Kepala Desa Saluasing, Kecamatan Bambang, yang mengkritisi belum tersedianya sarana komunikasi selular.

“Komunikasi keluar sangat terbatas hanya lewat surat seperti tahun 70-an. Aspirasi Elisa dan kawan-kawannya, bisakah mereka dibantu agar tower komunikasi selular bisa ada di Saluasing,” ungkap Marthen.

Bahkan saat menggelar pertemuan dengan masyarakat di Aula Desa Rante Tarima, masih di Kecamatan Bambang, juru bicara mereka Elon mengaku selalu memilih wakil mereka untuk di DPR dan DPD RI pada setiap pemilu.

“Saya mewakili masyarakat menyampaikan keluhan kepada Bapak. Selama ini kami juga selalu memilih DPR dan DPD. Tapi sangat disayangkan karena sampai kini jalan ke Kecamatan Bambang tidak pernah diperhatikan. Sampai sekarang pak, desa kami dan sebagian besar desa di Bambang ini belum terjangkau kendaraan roda empat,” kata Marthen, mengutip pernyataan Elon.

Masih dalam pertemuan yang sama, Marthen juga mengungkap pernyataan seorang warga Desa Rante Tarima, bernama Yubel yang menyebut desanya kena sabotase.

“Menurut pikiran saya, Kabupaten Mamasa yang tak bisa keluar dari daerah tertinggal pasti ada yang sabotase. Bapak sendiri sudah lihat sebagian besar jalan sekarang lebih parah dan kami di Bambang ini semakin tertinggal karena waktu zaman SBY desa ini benar-benar bordering. Sekarang zaman Jokowi justru tidak lagi bordering?,” ujar Marthen.

 

Komentar